Wednesday, May 21, 2008

Tentang 100 Tahun Kebangkitan Nasional


Pada liat acara tadi malam nggak ya?? Yang ditayangin di hampir (atau seluruh kali ya??) tv nasional selama lebih kurang 3 jam-an. Yups, itu dia, acara menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional. Yang katanya sih memperingati lahirnya organisasi Boedi Oetomo yang dianggap sebagai pelopor kebangkitan bangsa menuju kemerdekaan. Dan acara tadi malam itu sendiri dianggap sebagai tonggak baru kebangkitan bangsa menuju kemajuan, atau apalah itu, yang penting intinya, diharapkan bisa jadi sebagai awal baru bangkitnya bangsa ini dari keterpurukan. Tapi ada beberapa hal yang secara pribadi saya sendiri merasa lucu, atau geli, atau gimana ya melihat beberapa sesi di acara tadi malam itu.

"
Indonesia Bisa", adalah tema utama acara menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional tadi malam. Salah satu topik yang diusung dalam acara tersebut, kalo saya nggak salah, mengenai masalah kecintaan kita terhadap produk dan budaya bangsa, dimana kita seharusnya bisa bersaing dengan negara lain dalam hal produksi dan komoditi. Disini, saya mulai ngerasa nggak "sreg" ama acaranya. Liat nggak selebriti yang tampil membawakan beberapa lagu diacara tersebut. Sebut saja 3Diva (yang ngebawain "Bendera"-nya Adam S07 nggak enak banget), Agnes, dan Senno(-yang ini siapa ya??-). Kok desain kostumnya nggak ada yang menggambarkan kecintaan kepada produk dalam negeri yah?? Mana ada yg bule wanna be (cowok yg nyanyi pake cengklok seriosa, rambutnya agak pirang bok, atau saya yang salah liat ya ^_^??). Memang sih saya bukan pengamat mode dan gak modis2 amat, tapi dipikiran saya, apa iya nggak bisa, untuk acara kenegaraan kayak gini, kostum yang dipakai lebih mencerminkan Indonesia, misalnya yang menyerupai desain kebaya (untuk 3 Diva dan Agnes?? hihihi), atau batik untuk Senno(-masih nggak tau ini siapa^_^-)??. Untuk hostnya (Maudy dan Tantowi Yahya) udah oke sih, pake merah putih, ini baru cinta Indonesia (meskipun kenyataannya mbak Maudy lebih cinta produk luar daripada produk dalam negeri, - ehem.. no comment ah soal ini ^_^-). Disalah satu sesi acara, kalo nggak salah tari2an kali, kalo dengerin background musiknya, kok kayak musik dari negeri Tiongkok yah (kayak cerita silat ajah, hehe). Kalo menurut orang rumah(maksudnya istri) sayah, musiknya di aransemen oleh putra bungsu mantan presiden pertama kita. Yups, tak lain dan tak bukan, Guruh Soekarno Poetra. Mas Guruh, emang nggak ada musik tradisional Indonesia yang bisa menginspirasi pada saat nge-compose musik background untuk di acara tsb yah??

Satu lagi tema yang diangkat adalah tentang mempertahankan asset bangsa. Huahaha, saya tertawa ajalah soal ini, bukan tertawa bahagia, tapi tertawa miris. Emang asset mana aja yang masih tersisa di Indonesia ya?? Bukankah keberadaannya udah diminimalisir oleh oknum2 tertentu di negara ini?? Hanya jadi sebuah tanda tanya besar di negara yang kaya sumber alam ini???

Ada lagi, yaitu saat personil-personil militer kita melakukan atraksi yang beraneka rupa. Ngeliat ini, jadi mikir, kok kayaknya kesatuan garda-garda pertahanan negara lebih cocok jadi pemain sirkus yah?? dari pada jadi pelindung bangsa, pengayom masyarakat dan penjaga kedaulatan negara. Lagi2 menilik dari sejumlah peristiwa2 kelam yang terjadi di negara ini yang melibatkan militer dan aparat negara. Gak perlu saya sebutkan disini, bagi yang pengen tau tanya aja ama paman google, hehe.

Tapi ada satu yang mengesankan saya, yaitu keseluruhan acaranya yang terkesan waah, megah dan spektakuler. Kira2 berapa miliar ya, dana yang diabisin ama panitianya buat bikin acara ini?? Saya nggak mengatakan bahwa acara tsb tidak bagus dan nggak berbobot, mungkin bisa jadi dari sinilah masyarakat baik dari kalangan awam maupun dari kalangan pemerintah seharusnya sudah bisa menentukan sikap, mau dibawa kemana bangsa ini nantinya. Akankah terus menuju keterpurukan atau mulai bangkit maju. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Presiden SBY, kita harus siap menghadapi segala macam perubahan. Tapi bukan perubahan ke arah yang lebih buruk, mestinya perubahan menjadi jauh lebih baik. Hal ini berlaku juga untuk saya sendiri. Hidup perubahan, Hidup kemajuan, Hidup Indonesia, Merdeka...

No comments: